Aku
Sesuatu yang dikagumi bukan indah karena sebagian mengangapku indah
Dan bukan pula jelek karena sebagian menganggapku jelek
Akulah pemberi kabar dalam gelap
Sebuah tanda.
Mengertilah
Aku adalah sebuah peringatan
Seperti halnya bintang yang memberikan ketakjuban
Seperti halnya perasaan yang menundukan logika
Aku adalah sebuah puisi kehidupan yang mengembara di atas dunia fatamorgana
Yang menghentikan dahaga dikala gunda.
Terserah
Kamu adalah manusia
Dan tanda Selalu merindukan kabar gembira
Jangan salah arah
Rasakan kemudian renungkan
Angin masih berhembus dan gunung-gunung masih mengaungkan nama tuhan.
Kamu tahu, lihatlah !
Gadis kecil itu menangis ditempat yang tak semestinya
di pojok bobrok kota yang sarat dengan kesemrawutan
Ia bersahabat dengan luka yang menganga dan bergaul dengan kepedihan dan noda.
Bukan karena lapar
Karena baru saja ia memakan kehampaan
Bukan juga karena kumal karena tak pantas yang dipakai itu disebut baju
Ia masih memeluk dingin
Dengan ditemani temaram sinar bintang
Sedangkan orang orang berbahagia dengan berjalan ditengah temaram
dan membutakan nuraninya
Tak ada yang menganggap
Apalagi memberi kehangatan
Manusia-manusia bebal akan cahaya mengapa?
Jangan memalingkan muka
Rasakan tajam matanya
Nyinyir, berlalu sambil berteriak
Apa !
Jangan bicara dendam
Apalagi anak sekecil itu
Di hanya ingin merasakan manisnya
Menangis dipelukan orangn tuanya
Kemudian berlari-lari dengan kelinci ditaman hati
Siapa yang pantas dipanggil ibu
Siapa yang pantas dipanggil ayah
Siapa yang pantas dibanggakan
Ah.. ia terlahir tak diharapkan
Jangan bicara keindahan malam
Malam telah menjadi saksi yang memilukan
Dan aku akan pergi seperti mimpi